Kelakuan politisi semakin menggila. Kalau dulu ada
yang mau digantung di Monas, sekarang ganti ada yang mau terjun.
Lo masih ingat kan, dulu Anas Urbaningrum menyatakan bersedia
digantung di Monas kalau terbukti korupsi terkait proyek Hambalang? Ujung-ujungnya
dia terbukti bersalah, tapi nggak digantung juga.
Kemarin (19/06) diam-diam ada pengikutnya Anas
rupanya. Habiburokhman politisi Partai Gerindra, menjadi bulan-bulanan publik lantaran
Februari lalu pernah nge-tweet yang
isinya, akan terjun dari puncak Monas kalau relawan ‘Teman Ahok’ mampu mengumpulkan
1 juta data KTP dukungan sebagai Cagub jalur independen.
Kabarnya kemarin data yang terkumpul sudah mencapai angka
1 juta. Sontak, hashtag #AyoLoncat jadi trending topic di Twitter.
Terlepas dari keabsahan data tersebut, karena saat ini
masih diverifikasi, gue cuma menyayangkan sikap dua dedengkot itu.
Nggak, gue nggak berharap mereka menepati janji.
Karena mereka digantung atau loncat atau salto jungkir balik pun nggak ada untung-ruginya buat gue.
Masalahnya cuma gini, kenapa musti di Monas coba?
Monas itu Monumen Nasional loh, monumennya Indonesia. Padahal Indonesia itu
lho, kayak nggak sudi ngakuin kalian berdua sebagai bangsanya.
Iya, gue tahu. Soalnya kemarin Indonesia curhat sama
gue. Ahhaha.
Oke, misalnya lo mati di Monas, apa lo bakalan
dikenang sebagai pahlawan? Enggak men! Yang ada, lo malah gentayangan dan jadi setan
spesies baru.
Kalau ada setan yang rambutnya panjang, pakai daster
putih, sering ketawa, lo pasti tahu itu kuntilanak. Atau mbak-mbak yang
malem-malem beli sate. “Bang, satenya seribu tusuk, bang.” Bisa jadi itu Sundel
Bolong. (Menurut film Suzanna sih begitu).
Tapi kalau ada hantu yang gentayangan sambil ngoceh “Bang,
hambalang bang…. hambalang….” Atau “Mbak, KTP mbak, KTP…” Itu kan membingungkan
banget ya. Ngeri kagak, lucu kagak, aneh iya.
Kalau gue ketemu hantu kayak gitu, langsung gue lempar
sendal! Syukur-syukur pas mulutnya. Biar dower sekalian.
Atau suruh main film horor aja, siapa tahu bisa
menyaingi The Conjuring. Tapi nanti kasih Judul ‘Con-Jujur’ (Jawa: Disuruh jujur).
Bukannya nggak ada yang lebih horor bagi para politisi
korup selain disuruh jujur?
Jadi, sebagai Presiden Republik Mumetnesia, gue cuma pengen
mengingatkan, sebaiknya janji maut nggak usah bawa-bawa nama Monas.
Ini bulan puasa loh. Mending lo nyari pahala. Kalau Pa-Hala
nggak ketemu mungkin dia lagi jalan sama Bu Hala.
Eh enggak…
Maksud gue kenapa nggak bikin janji-janji yang bagusan
dikit gitu. Padahal gue nunggu loh ada politisi yang bilang gini,”Kalau Ahok
terpilih jadi Gubernur DKI, saya bakal ajak Ken Patih ke Monas.”
Itu kan bagus banget yak!
Iya, soalnya gue emang belum pernah lihat Monas
langsung sih. Hahha. :v
Gue Ken Patih, selamat malam.
No comments:
Post a Comment